Apa itu Gillnet?

 

Halo sobat perikanan tangkap! Tulisan pertama ini kita bahas mengenai apa itu alat tangkap Gill nets dan apakah perannya ramah lingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan. Mungkin sedikit banyak sobat perikanan belum tau ya, yuk kita bahas sedikit!

 Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri dari lebih dari 17.000 gugusan pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Luas lautan Indonesia bahkan melebihi luas daratannya. Tercatat 3/4 dari wilayah Republik Indonesia adalah lautan atau seluas 5,9 juta km persegi. Tentunya luas perairan laut yang membentang ini diisi oleh limpahan potensi sumberdaya perikanan yang menunggu untuk diberdayakan. Kegiatan pemberdayaan sumberdaya perikanan haruslah dilaksanakan dengan tetap mengedepankan kelestarian dan kelangsungan hidup ikan. 

Pemanfaatan sumberdaya perikanan disebut dengan kegiatan perikanan tangkap dimana Ikan di wilayah tertentu dieksploitasi menggunakan armada penangkapan yang dibutuhkan untuk kemudian dijual maupun dikonsumsi sehingga berdaya guna bagi hidup masyarakat khususnya masyarakat perikanan itu sendiri. Alat tangkap banyak ragam jenisnya sebagaimana tertulis secara legal maupun yang sudah dimodifikasi Nelayan. Selanjutnya, mari kita bahas salah satu alat tangkap yang marak digunakan Nelayan, yaitu Gill net atau jaring insang.

Apa itu Jaring Insang? 

    Gill nets sering diartikan dan disebut sebagai jaring insang, jaring rahang, jaring rampus dan lain sebagainya. Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring insang. Berdasar pada tatanan bahasa Gill berarti insang dan net berarti jaring. Gillnet tergolong kedalam alat tangkap yang banyak digunakan oleh masyarakat Nelayan di beberapa wiayah pesisir. Gillnet alat tangkap pasif berbentuk lembaran jaring persegi panjang yang menangkap ikan dengan menunggu ruaya atau datangnya ikan dan ikan tersebut tertangkap pada insangnya. Alat tangkap Gill Net berfungsi menghadang ruaya ikan yang sedang melintas, baik itu ikan pelagis maupun demersal. 

Sebagai alat tangkap yang pasif, Gill Net kurang efektif terhadap hasil tangkapan ikan yang mempunyai pengaruh terhadap rangsangan umpan, seperti Ikan Kerapu, Rajungan, udang dan lain sebagainya.Pada alat tangkap pasif, cara menarik perhatian ikan dari sasarannya diantaranya dengan menggunakan umpan. Ikan-ikan atau sumberdaya perikanan laut lainnya tertangkap baik karena terangsang adanya umpan maupun tidak. (Iporenu, 2014).

 

Klasifikasi Gill Net

    Alat tangkap sendiri memiliki keragaman yang cukup banyak, sehingga dilakukan pengklasifikasian untuk memudahkan pengelolaannya. Pengklasifikasian yang dilakukan didasarkan pada metode operasinya. Alat tangkap diklasifikasikan dan dijelaskan pula contoh dari alat tangkap dibawahnya Berdasarkan jenis metode pengoperasiannya oleh beberapa ahli yang diringkas oleh Prof. Dr. Ir. Sudirman, untuk jaring insang sendiri ialah sebagai berikut.

  • Menurut Kishinouye (1902) dalam Ayodhya (1981)
    Kamakichi Kishinouye dalam Ayodhyoa (1981) membagi metode penangkapan atas 10 jenis. Jaring insang masuk kedalam klasifikasi alat tangkap yang Menghadap arah renang ikan-ikan dan Membelit.

  • Menurut Miyamoto Hideaki (1956) dalam Ayodhya (1981) 
    Miyamoto Hideaki membagi metode penangkapan ikan dalam 13 jenis. Penjenisan ini menekankan pada cara langsung bagaimana ikan tersebut tertangkap. Gill net termasuk kedalam kategori Terjerat atau Terbelit.

  • Menurut T. Lavastu (1965)
    T. Lavastu Membagi metode penangkapan ikan atas lima jenis. Jaring insanga masuk kedalam kategori atau klasifikasi Menangkap, kemudian membunuhnya.

  • Menurut Statistik Perikanan Indonesia (1975)

    Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia, metode penangkapan ikan di Indonesia dibagi atas 10 jenis. Disini, gill net memiliki kategori tersendiri dimana Jaring Insang (gill netmeliputi jaring insang hanyut, jaring klinik, dan sebagainya.

  • Menurut Nomura dan Yamazaki (1975)
    Nomura dan Yamazaki mengklasifikasikan alat penangkapan ikan menjadi delapan jenis. Enam golongan alat tangkap dikategorikan menggunakan jaring, satu golongan pancing, dan satu golongan alat tangkap lainnya. Gill net masuk kedalam kategori Alat tangkap yang memakai jaring (netting gear) karena dalam konstruksinya digunakan jaring, bersama dengan alat tangkap lain.

  • Menurut Von Brandt (1984)
    Von Brandt telah melakukan klasifikasi metode penangkapan ikan pada tahun 1964 menjadi 15 jenis. Berdasarkan saran-saran yang masuk dari berbagai ahli, pada tahun 1984 klasifikasinya berubah menjadi 16 jenis. Gill net memiliki kategori sendiri dimana tertuan gill net yang mana mencangkup seluruh jenis jaring insang.
  • Menurut International Standar Statistical Classification of Fishing Gear (ISSFG)
    Sistem klasifikasi ini digunakan oleh FAO dan berlaku bagi seluruh dunia. Pada pengklasifikasian ini gill net dikelompokan bersama jaring yang membelit. Tertuang Gill net and Entangling nets yang mencangkup jaring insang hingga trammel net.
  • Menurut Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (BPPI-Semarang)
    Klasifikasi ini dikeluarkan berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi alat penangkap ikan yang ada di Indonesia oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan dengan mengadopsi klasifikasi oleh ISSCFG – FAO dan Statistik Perikanan Indonesia yang disesuaikan dengan penggolongan yang ada di Indonesia. Klasifikasi alat penangkap ikan (KAPI) ini disusun untuk menggolongkan dan mengelompokkan setiap jenis alat penangkap ikan yang ada sesuai dengan perkembangan di perairan Indonesia berdasarkan prinsip penangkapan dan bentuk alat serta cara operasinya. Gill net masuk kedalam kategori Jaring Insang (JI) dengan kode 08 meliputi alat tangkap turunannya seperti jaring insang hanyut, tetap, melingkar, dan sebagainya.

Konstruksi Gill Net

Bagian-bagian utama pada Jaring Insang (Gill Net) yaitu pelampung (float) dan tali pelampung (float line), tali ris atas dan tali ris bawah, badan jaring (webbing), pemberat (sinker), tali pemberat (sinker line atau lead line) dan juga serampat (selvedge). Ukuran dan jumlah bagian–bagian tersebut bergantung pada posisi pengoperasian Gill Net di dalam laut. Gill Net terbuat dari bahan yang dinamakan polyamide monofilament dengan serat pilinan 8-12 ply berwarna putih transparan agar tidak mudah terlihat oleh ikan. Ukuran mata jaring yang digunakan yaitu sebesar 3,25-4 inch. Pelampung jaring biasanya terbuat dari bahan polyurethane, dengan jumlah pelampung 25 buah setiap piece dengan jarak antar pelampung 3 m (Solikhin et al., 2014).

 

Metode Pengoperasian Gill Net

    Jaring Insang ini ditujukan untuk menangkap ikan pelagis baik di perairan lepas atau perairan pantai seperti Ikan Kembung, Ikan Tuna, Ikan Layaran dan ikan pelagis lainnya. Pemasangan Jaring Insang Hanyut yang di perairan pantai waktu setting dan hauling berbeda untuk setiap nelayan, jumlah setting dan hauling satu hari kadang-kadang berbeda menurut nelayan dan jenis ikan yang dijadikan target tangkapan. 
Metode penangkapan yang digunakan nelayan dalam pengoperasian alat tangkap Gill Net dibedakan atas jenis bahan jaring yang digunakan. Gill Net berukuran besar berbahan nilon dan Gill Net berukuran kecil berbahan polyetilen. Metode penangkapan dengan alat tangkap Gill Net terbagi menjadi dua metode penangkapan yaitu Gill Net dibiarkan hanyut mengikuti arus (Drift Gill Net) dan Gill Net yang cara pengoperasiannya diputar mengikuti gerombolan ikan (Encircling Gill Net). Posisi Gill Net setelah ditebarkan akan terlentang vertikal karena dilengkapi dengan pelampung dan pemberat. Warna Gill Net yang sama dengan air dengan posisi sedemikian melawan arus akan mengelabuhi penglihatan ikan dan akhirnya menabrak mata jaring (Cristianawati et al., 2014).

 

Apakah Gill Net ramah lingkungan ?

    Pokok penilaian keramah lingkungaan sebuah alat penangkapan ikan dapat dilihat dan dibandingkan dari kondisi alat tangkap yang ada dan standar FAO yang ditentukan. Analisis keramah lingkungan alat tangkap, berdasarkan ketentuan FAO (1995) yaitu: 
  1. Mempunyai selektifitas yang tinggi 
  2. Tidak merusak habitat 
  3. Menghasilkan ikan berkualitas tinggi 
  4. Tidak membahayakan nelayan 
  5. Produksi tidak membahayakan konsumen 
  6. By-catch rendah 
  7. Dampak ke biodiversity 
  8. Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi 
  9. Diterima secara sosial.
    Sembilan kriteria tersebut harus dapat dipenuhi sehingga alat tangkap dapat dikatakan ramah lingkungan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungannya. Alat tangkap gill net dengan desain dan konstruksinya sebenarnya cukup beragam menyesuaikan jenis pengoperasian dan target penangkapannya. Berdasarkan beberapa studi dan penelitian mayoritas menyebutkan gill net merupakan alat tangkap ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penilaian terhadap tingkat keramah lingkungan alat tangkap menurut kriteria FAO, maka alat tangkap gill net kurau, gill net 7 inci, gill net millenium, dan gill net 4 inci adalah alat tangkap ramah lingkungan. Gill net kurau menempati kategori sangat ramah lingkungan sedangkan gill net 7 inci, gill net millenium dan gill net 4 inci dengan kategori ramah lingkungan. (Lisna, et al., 2018).


Sekiranya itu dulu bahasan kita hari ini mengenai gill net dan perannya yang ramah lingkungan dalam kegiatan perikanan tangkap. penjelasannya singkat dan ringan sehingga semoga sobat perikanan tangkap mudah untuk memahaminya. Boleh tinggalkan komentar atau pandangan sobat-sobat tentang Gill net ya dibawah! 


Next bahas apa lagi ya? 

Komentar